Oleh
Sirajuddin Syamsul Arifin
1. Dasar Pembicaraan
Sesungguhnya “Allah tidak akan mengampuni dosa syirik”, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(QS. An-Nisaa' [4] : 48)
“Allah tidak akan mengampuni dosa syirik”, maksudnya apabila perbuatan syirik itu tetap dilakukan dan bahkan masih akan dilakukan, maka Allah tidak akan mengampuni dosa syirik itu. Tetapi apabila perbuatan syirik itu ditinggalkan dan ada niat yang sungguh-sungguh untuk tidak melakukan lagi, maka Allah akan mengampuninya. Allah Maha Pengampun dan Allah Maha Penerima tobat.
Dan seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah
dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
(QS. Al-An'am [6] :88)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu : Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang rugi.
(QS. Az-Zumar [39] : 65)
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu dia memberi pelajaran kepadanya : "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezalian yang amat besar.
(QS. Luqman [31] : 13)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
(QS. Al-Maa-idah [5] : 72)
Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang yang melakukan syirik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.
Mereka itu seburuk-buruk makhluk.
(QS. Al-Bayyinah [98] : 6)
2. Syirik Secara Umum
“Kecondongan untuk bersandar pada sesuatu atau seseorang selain Allah”
Sabda Nabi :
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw, : "Sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah dan kehendakmu". Mendengar perkataan laki-laki itu
lalu Rasulullah saw, bersabda : Apakah engkau telah menjadikan aku sekutu
bagi Allah? Katakanlah : "Sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah semata".
(HR. An-Nasai dan Ibnu Majah) [1]
3. Jenis-Jenis Syirik
uSyirkul Ilmi. Adanya sikap mengagungkan ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang Maha atas segalanya. Bahkan sering terjadi pelakunya memperlihatkan sikap tidak mempercayai ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu Allah. Syirik ini banyak terjadi dikalangan ilmuwan. Sebagai salah satu contoh, mereka mengatakan dengan penuh keyakinan, bahwa manusia berasal dari kera. Contoh lain, dengan angkuh mereka mengatakan, bahwa kesuksesan yang mereka raih, hanya karena ilmu yang mereka miliki.
Contoh dalam Al-Qur’an :
“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan
lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada
orang-orangyang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
(QS.Al-Qashash [28] : 78)
vSyirkut Tasarruf. Adanya sikap berlebih-lebihan dalam memuliakan sesuatu, baik disadari atau tidak oleh pelakunya, sehingga menghilangkan aqidah tauhid, bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah. Pelakunya biasanya percaya adanya perantara yang diyakini mempunyai kekuasaan atau kekuatan untuk terjadinya sesuatu. Contoh : Percaya pada jimat, percaya pada dukun, percaya pada tukang tenung (juru terka), percaya bahwa Nabi Isa adalah anak Allah, percaya patung sebagai sesembahan dan lain sebagainya yang sejenis.
Contoh Dalam Hadis Nabi :
Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya ruqyah, tangkal dan guna-guna adalah termasuk syirik. Mereka bertanya : Wahai Abu Abdirrahman! Ruqyah dan tangkal ini kami telah
mengenalnya; apakah guna-guna itu? Rasulullah menjawab : Yaitu
sesuatu yang biasa dilakukan oleh kaum wanita supaya dengan
guna-guna mereka tetap dicintai suaminya.
(HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim)[2]
Dari Zainab isteri Abdillah, diterima dari Abdullah ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya ruqyah, tangkal dan guna-guna adalah termasuk perbuatan syirik. Zainab berkata, saya bertanya : Mengapa engkau mengatakan
ini? Demi Allah, sungguh mataku terasa terlempar (bergoyang-goyang), maka
aku datang kepada si Fulan seorang yahudi, lalu ia meruqyah aku, dan setelah
ia meruqyahku, maka mataku menjadi tenang (normal kembali). Abdullah
berkata :Itu hanyalah perbuatan setan yang digerakkan secepat-cepatnya
dengan tangannya, dan ketika ia meruqyah ia tahan secara tiba-tiba.
Sesungguhnya cukuplah engkau membaca do'a seperti yang dibaca
Rasulullah : Hilangkan kesusahan (penyakit), dan sembuhkanlah,
Engkaulah Yang MahaPenyembuh, tiada kesembuhan selain
kesembuhan yang datang dari-Mu, yaitu kesembuhan
yang cepat dan tiada meninggalkan penyakit.
(HR. Abu daud : 3883) [3]
Dari Nafi’, diterima dari Shafiyah, dari sebagian isteri Nabi saw., diterima dari Nabi saw., beliau bersabda : Barangsiapa yang datang kepada tukang tenung (juru terka, tukang ramal) untuk menanyakan sesuatu, maka salatnya tidak diterima selama 40 malam.
(HR. Al-Baihaqi : 16510) [4]
Dari Aisyah ra., ia berkata : Saya katakan, wahai Rasulullah! Sesungguhnya tukang tenung itu kadang-kadang bercerita tentang sesuatu kepada kami dan ternyata
benar. Rasulullah bersabda : Kalimat itu berasal dari yang benar yang diambil
secara tergesa-gesa (disambar) oleh bangsa jin, lalu disampaikan secara
tergesa-gesa pula (dilemparkan) ke telinga kekasihnya, kemudian
kalimat itu ditambah, sehingga (kesalahannya) lebih
banyak dari seratus kebohongan.
(HR. Al-Baihaqi : 16511) [5]
w Syirkul Adah. Adanya kepercayaan terhadap sesuatu tertetu yang menurut adat kebiasaan dikalangan tertentu diyakini akan mendatangkan sesuatu yang baik atau yang buruk, sehingga menghilangkan aqidah tauhid, bahwa segala sesuatu sesungguhnya terjadi dan akan terjadi menurut takdir atau ketentuan Allah. Pelakunya biasanya percaya terhadap tahayyul. Contoh : Percaya bahwa angka 13 membawa sial. Jangan bepergian hari sabtu. Jangan melaksanakan perkawinan pada hari-hari tertentu. Menempelkan gambar di kendaraan supaya selamat, dan sebagainya. Jenis syirik 1, 2, dan 3 termasuk syirik akbar (syirik besar), disebut juga syirik I’tiqadi, yang pelakunya keluar dari barisan Islam, dan dapat dibersihkan hanya dengan tobat nashuha.
x Syirkul Ibadah. Menjalankan ibadah disamping karena Allah, juga karena sesauatu selain Allah, atau menjalankan ibadah berdasarkan riya’. Syirik ini juga disebut syirik ashghar (syirik kecil). Atau disebut juga dengan syirik khafi (syirik samar) [6]. Pelakunya tidak sampai dinyatakan keluar dari barisan agama Islam. Contoh : Mengerjakan salat Tahajud karena Allah dan karena ingin naik jabatan. Baca Al-Qur’an karena Allah dan juga karena ingin dikagumi pendengar.
Firman Allah :
"Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya".
(QS. Al-Kahfi [18] : 110)
Perbedaan Beraqidah Tauhid Dan Perbuatan Syirik
Efek Perbuatan Syirik | Efek Beraqidah Tauhid |
1 Memiliki pandangan yang sempit, sebagai dampak dari keyakinannya terhadap yang memiliki keterbatasan, Yaitu Makhluq. 2 kehilangan harga diri karena berhajat atau menggantungkan harapannya kepada makhluk. 3 Congkak dan kufur nikmat karena semua yang ada pada dirinya diyakini sebagai hasil kecakapannya. 4 Jauh dari kesucian jiwa dan amal saleh karena tunduk kepada hawa nafsu yang selalu menggiring kepada dosa. 5 Mudah berputus asa karena bersandar kepada kekuatan yang terbatas. 6 Tidak mampu menembus tantangan dan rintangan karena energi yang dimiliki sangat lemah akibat keyakinan yang terpecah. 7 Mempunyai sikap penakut karena takut kehilangan yang dianggap miliknya, dan bisa terjadi atas kehendak siapapun. 8 Bersifat dengan sifat-sifat tercela seperti rakus, dengki, zalim dll. 9 Melanggar undang-undang Allah. 10 Dapat murka Allah, dan akan hidup menderita dalam neraka. | 1 Memiliki pandangan yang luas, sebagai dampak dari keyakinannya terhadap yang memiliki ke Mahaan yang tidak terbatas, yaitu Khaliq. 2 Memilik harga diri yang tinggi karena hanya berhajat kepada Allah. 3 Rendah hati dan bersyukur karena semua yang ada pada dirinya diyakini sebagai karunia Allah. 4 Dekat kepada kesucian jiwa dan amal saleh karena hanya tunduk kepada Allah yang cinta kesucian dan amal saleh. 5 Memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena mempunyai harapan kepada Allah. 6 Mampu menembus tantangan dan rintangan karena memiliki energi yang sangat dahsyat yang bersumbar dari kekuatan Allah. 7 Mempunyai sikap berani karena segala sesuatu itu milik Allah dan bisa terjadi hanya atas kehendak-Nya. 8 Bersifat dengan sifat-sifat terpuji seperti qana'ah, dermawan, kasih sayang dll. 9 Taat dan patuh terhadap undang-undang Allah. 10 Dapat rido Allah, dan akan hidup bahagia dalam surga. |
[1]. Hadis Nabi lengkapnya :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ r مَا شَآءَ اللهُ وَشِئْتَ،
فَقَالَ : اَجَعَلْتَنِيْ ِللهِ نِدًّا؟ قُلْ : مَا شَآءَ اللهُ وَحْدَهُ
{رواه النسائي وابن ماجه}
[2]. Ibnu ‘Athaillah, Hikam, Terjemah oleh Labib MZ, Hakekat Ma’rifat, CV. Bintang pelajar, tanpa tahun, hal. 1043. Hadis Nabi lengkapnya :
عَنِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ r يَقُوْلُ : اِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ، قَالُوْا : يَا اَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ! هَذِهِ الرُّقَى وَالتَّمَائِمُ قَدْ عَرَفْنَاهَا، فَمَاالتِّوَلَةُ؟ قَالَ : شَيْءٌ يَصْنَعُهُ النِّسَاءُ يَتَحَبَّبْنَ بِهِ اِلَى اَزْوَاجِهِنَّ
{رواه ابن حبان والحاكم}
[3]. Hadis Nabi lengkapnya :
عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللهِ عَن عَبْدِ اللهِ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ r يَقُوْلُ : اِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ، قَالَتْ قُلْتُ : لِمَ تَقُوْلُ هَذَا؟ وَاللهِ لَقَدْ كَانَتْ عَيْنِيْ تَقْذِفُ فَكُنْتُ اخْتَلِفُ اِلَى فُلاَنٍ الْيَهُوْدِيِّ يَرْقِيْنِيْ
فَاِذَا رَقَانِيْ سَكَنَتْ. فَقَالَ عَبْدُ اللهِ : اِنَّمَا ذَالِكَ عَمَلُ الشَّيْطَانِ كَانَ يَنْخُسُهَا بِيَدِهِ فَاِذَا رَقَاهَا
كَفَّ عَنْهَا، اِنَّمَا كَانَ يَكْفِيْكِ اَنْ تَقُوْلِيْ كَمَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ r يَقُوْلُ : اَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ
اَ نْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً عَاجِلاً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
{رواه ابو داود : 3883}
[4]. Hadis Nabi lengkapnya :
عَنْ نَافِعٍ عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ اَزْوَاجِ النَّبِيِّ r عَنِ النَّبِيِّ r قَالَ :
مَنْ اَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً
{رواه البيهقي : 16510}
[5]. Hadis Nabi lengkapnya :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قُلْتُ : يَارَسُوْلَ اللهِ! اِنَّ الْكُهَّانَ قَدْ يُحَدِّثُوْنَنَا بِالشَّيْءِ فَيَكُوْنُ حَقًّا، قَالَ : تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقْذَفُهَا فِيْ اُذُنِ وَلِيِّهِ فَيَزِيْدُ فِيْهَا اَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذِبَةٍ {رواه البيهقيْ : 16511}
[6]. Hadis Nabi : اَلرِّيَاءُ شِرْكُ الْخَفِيْ