Rabu, 16 September 2009

‘IDUL FITRI

Kata ‘Id berarti kembali, sedangkan fitri berarti asal kejadian atau kesucian. Dalam pandangan Islam, asal kejadian manusia adalah suci dan bersih, tanpa noda dan dosa. Namun dalam perjalanan hidupnya, manusia tidak dapat menghindar dari hembusan angin yang menebarkan debu-debu yang dapat mengotori bagian-bagian yang pada mulanya bersih, lalu menjadi kotor.

Kotor yang terjadi akibat perbuatan dosa mengakibatkan manusia jauh dari posisinya semula, yaitu hamba yang dekat dengan Allah. Hal ini dapat dipahami dari peristiwa Adam dan Hawa ketika Allah berpesan seperti yang ditegaskan dalam Al-Qur’an ayat 35 : “dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim”. kata “ini” dalam ayat tersebut menunjukkan, bahwa Allah dengan Adam dan Hawa adalah dekat.

Namun, begitu keduanya melanggar perintah Allah, yaitu “Adam dan Hawa mendekati pohon larangan”, maka mulai saat itu posisi Allah menjadi jauh, seperti yang tergambar dalam teguran Allah dalam pertanyaan retorik dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 22 berikut ini : "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu?" kata “itu” dalam ayat tersebut menunjukkan, bahwa Allah dengan Adam dan Hawa adalah jauh.

Dari peristiwa Adam dan Hawa dapat dipahami, bahwa manusia pada mulanya adalah suci sehingga posisinya dekat dengan Allah, namun dalam perjalanan mengarungi kehidupan menjadi jauh dengan Allah akibat noda dan dosa. Dalam posisi jauh, Allah memberikan peluang kepada kita untuk senantiasa berdekatan kembali dengan-Nya dengan cara “bertobat” karena Allah Maha penerima tobat. Renungkan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 37 : “kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”.

Perlu diketahui, bahwa salah satu arti “tobat” adalah “kembali”. Dan kembali berarti gerak langkah yang telah ditempuh selama bulan suci ramadhan, sehingga pada akhirnya kita kembali kepada fitrah yang disimbolisasikan dengan perayaan “’Idul Fitri”. Dalam merayakannya dikumandangkan suara takbir, tahmid dan tahlil serta salat hari raya sebagai cerminan kedekatan kepada Allah dan shilaturrahim sebagai langkah perjuangan memperkokoh tali persaudaraan sesama manuisia.

Salah satu kalimat yang populer diucapkan dalam Idul Fitri adalah “Minal ‘Aaidiin wal faa iziin”, yang berfungsi sebagai do’a. Bila kita salin ke dalam bahasa Indonesia adalah : “Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali kepada kesucian (fitrah) dan tergolong orang-orang yang sukses meraih kebahagiaan dunia akhirat”.

Akhirnya kita berdo’a, semoga kita termasuk golongan yang diseru oleh Allah dalam firman-Nya surat Al-Fajr ayat 27-30 berikut ini. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku”. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya

Tidak ada komentar: