Jumat, 21 Maret 2008

MUHAMMAD RASULULLAH sebagai Uswatun Hasanah

Oleh : H. Sirajuddin Syamsul Arifin Noer

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (Uswatun Hasanah) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(QS.Al-Ahzab [33] : 21)

Akhlak Dan Beberapa Sifat Nabi Muhammad
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan “bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu”. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.
(QS. Ali 'Imran [30 : 159)

- “bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu”, maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Mentaati Rasul
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi “pemelihara” bagi mereka.
(QS.An-Nisaa' [4] : 80)

- Kami (Allah) tidak mengutusmu untuk menjadi “pemelihara” bagi mereka, maksudnya adalah Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.
Tugas Rasulullah
1
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.
(QS.Al-Maa-idah [5] :99)
2
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan “bahasa kaumnya”,1 supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka
Allah menyesatkan2 siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan yang
Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
(QS.Ibrahim [145] : 4)

1. “bahasa kaumnya”, maksudnya adalah Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al-Qu'an hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia. Untuk itu, kandungan Al-Qur’an mesti dijelaskan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh ummat.
2. Allah menyesatkan, berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat 26 surat Al-Baqarah, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

Materi Da’wah Dan Sumbernya
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu
Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui.
(QS.Al-Baqarah [2] :151

- Ada tiga pokok materi da’wah yang harus disampaikan dan dijelaskan kepada umat manusia, yaitu : 1. Iman (‘Aqidah), 2. Islam (Ibadah-syari’ah), 3. Ihsan (Akhlaq).
- Ada dua sumber pokok materi da’wah, yaitu : 1. Kitabullah, yang terdiri dari ayat Qauliyah berupa kitab suci Al-Qur’an, dan ayat Kauniyah berupa alam semesta. 2. Sunnah Rasul, yang terdiri dari Qauliyah (perkataan), Fi’liyah (perbuatan), dan Taqririyah (ketetapan atau persetujuan Nabi).

Metode Da’wah
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. An Nahl [16] :125)

Ada tiga pokok metode da’wah, yaitu :
1. Hikmah maksudnya adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
(QS. Al-Baqarah [2] : 42)

2. Mau’ihzah Hasanah maksudnya adalah pelajaran yang baik, yaitu materi da’wah disampaikan dengan berimbang antara Indzar (nasehat yang menakutkan, seperti azab neraka) dan Tabsyir (nasehat yang menggembirakan seperti kenikmatan surga).
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira (Basyiiran) dan pemberi peringatan
(Nadziiran), dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab)
tentang penghuni-penghuni neraka.
(QS. Al-Baqarah [2] : 119)

3. Mujadalah billatii Hiya ahsan maksudnya bantah-bantahan dengan cara yang baik, seperti dialog, tanya jawab, seminar, dan lain sebagainya, dengan sikap saling menghormati, lapang dada dan mudah untuk saling mema’afkan.
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
(QS.Al-A'raaf [7] : 199)

Tidak ada komentar: