Selasa, 05 Februari 2008

MENGINGAT MATI

29 January 2008
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ الَّلذَّاتِ - اَلْمَوْتُ - { رواه النسائي }
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw. bersabda :
“Banyak-Banyaklah kamu mengingat yang memutuskan lezatnya dunia, yaitu mati”.
(HR. An-Nasa’i)[1]
Maut Pasti Datang
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS. Ali-‘Imran [3] : 185)
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Anbiyaa' [21] : 34-35)

Sakartul Maut
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. Padahal kamu ketika itu melihat. Dan kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,
(QS. Al-Waaqi'ah (56) : 83-84)
Ketika menghadapi sakartul maut, keadaan kita sungguh sangat lemah dan tidak berdaya. Sanak keluarga yang hadir sebagai pertemuan terakhir hanya bisa menyaksikan jasad kita. Pada waktu itu, malaikat maut sudah sangat dekat dengan kita untuk melaksanakan tugasnya. Namun tak seorang-pun dari mereka yang hadir dapat menyaksikan malaikat maut yang sudah siap merenggut nyawa.

Tobat Sudah Tidak Diterima
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : اِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِر {رواه الترمذي : 3537}
Dari Ibnu Umar berasal dari Nabi saw, beliau bersabda :
“Sesungguhnya Allah menerima tobat seorang hamaba selama belum sekarat”.
(HR. Tirmidzi : 3537)

Rasa Sakitnya Maut
لَوْ اَنَّ اَلَمَ شَعْرَةٍ مِنْ اَلَمِ الْمَيِّتِ وُضِعَ عَلَى السَّموَاتِ وَاْلأَرْضِ لَمَاتَ اَهْلُهَا بِاِذْنِ اللهِ تَعَالَى. ِلأَنَّ فِيْ كُلِّ شَعْرَةٍ مَوْتًا
وَلاَ يَقَعُ الْمَوْتُ فِيْ شَيْئٍ اِلاَّ مَاتَ مَعَ كُلِّ اَعْضَائِهِ.
Rasulullah mengingatkan kita :
“Seandainya seutas rambut dari rasa sakitnya mati itu kita letakkan di atas bumi dan langit, niscaya matilah penduduk bumi dan langit dengan izin Allah. Karena tiap-tiap rambut itu mengalami mati, dan mati itu tidak akan terjadi
kecuali mati seluruh anggota badannya”[2]
Ruh Keluar Setelah Melihat Tempatnya
Ruh orang yang beriman tidak akan keluar kecuali setelah melihat tempatnya dalam surga. Begitu pula ruh orang kafir tidak akan keluar kecuali setelah melihat tempatnya dalam neraka. Rasulullah saw, ditanya : Bagaimana mereka bisa melihat surga dan neraka? Beliau menjawab : Allah telah menciptakan malaikat-malaikat dengan sayap-sayap dan bentuk yang baik. Bila sayap itu dikembangkan maka akan memenuhi apa yang ada di bumi. Sayap yang kanan berada di atas bayangan surga dan sayap yang kiri berada di atas bayangan neraka. Ketika nyawa orang beriman sudah sampai di tenggorokan, malaikat Jibril membentangkan sayap kanannya ke surga, dan si mukmin dapat melihatnya dan merasa sangat rindu melihat indahnya surga, sehingga lupa kepada yang lain. Dan ketika nyawa orang kafir sudah sampai di tenggorokan, malaikat Jibril membentangkan sayap kirinya ke neraka, sehingga si kafir dapat melihatnya dan merasa sangat takut melihat keadaan neraka, sehingga lupa kepada yang lain.[3]

Tempat Ruh
Imam Ahmad berkata menurut riwayat Abdullah, ruh orang kafir di neraka dan ruh orang yang beriman di surga. Sebagian ulama’ berpendapat, bahwa ruh orang yang beriman berada di sebelah kanan Adam dan ruh orang kafir berada di sebelah kiri Adam. Pendapat ini dikuatkan oleh hadis Isra’ yang shahih :
“Tiba-tiba seorang laki-laki duduk. Di sebelah kanannya ada sekumpulan orang dan di sebelah kirinya ada sekumpulan orang pula. Apabila ia melihat ke sebelah kanannya ia tertawa, dan apabila melihat ke sebelah kirinya ia menangis. Aku bertanya kepada Jibril : Siapakah ini? Jibril menjawab : Ini adalah Adam, sedangkan orang-orang yang di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh anak-anaknya. Orang-orang yang di sebelah kanan adalah ahli surga
dan orang-orang yang di sebelah kirin adalah ahli neraka”.[4]

Ruh Orang Yang Beriman
Rasulullah saw, bersabda :
“Apabila Allah telah menhendaki untuk mencabut ruh orang yang beriman, maka datanglah malaikat maut dari arah mulut untuk mencabut nyawanya. Maka keluarlah dzikir dari mulutnya dan berkata : Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut nyawa dari arah ini, karena mulut ini telah dibuat selalu berdzikir kepada Tuhanku. Malaikat maut kembali menghadap Tuhannya dan berkata : Ia berkata negini dan begitu. Maka Allah berfirman : Cabutlah dari arah lain. Maka malaikat maut mendatangi dari arah tangannya. Maka keluarlah dari arah tangannya sedekah, usapan tangan terhadap anak yatim, penulisan ilmu pengetahuan, dan pukulan pedang, kemudian tangan itu berkata seperti yang pertama. Lalu malaikat datang dari arah kaki, tapi kaki-pun berkata seperti yang pertama dan bahwa sesungguhnya dia telah menggunakan aku untuk berjalan mendatangi salat berjama’ah, salat hari raya dan mendatangi majlis-majlis ilmu. Kemudian malaikat datang dari arah telinga. Telinganya-pun berkata seperti perkataan yang pertama. Sesungguhnya dia telah menggunakan aku untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan dzikir. Kemudian datang dari arah mata, maka mata-pun berkata seperti perkataan yang pertama, sesungguhnya dia telah menggunakan aku untuk membaca mushhaf dan kitab-kitab. Kemudian malaikat maut kembali lagi mengadap Allah dan berkata : Wahai Tuhanku, sungguh aku tidak berkutik mendengar alasan-alasan dari anggota-anggota badan si mu’min itu. Bagaimana caranya aku akan mencabut ruhnya? Maka Allah berfirman : Tulislah nama-Ku di atas telapak tanganmu, dan perlihatkan kepada ruh si mu’min itu, sehingga ruh si mu’min itu melihatnya. Lalu karena cintanya kepada nama-Ku, maka keluarlah ruhnya itu dari mulut. [5]

Jangan Memaki Yang Telah Mati
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم :
لاَ تَسُبُّوْا اْلأَمْوَاتَ فَاِنَّهُمْ قَدْ اَفْضَوْا اِلَى مَا قَدَّمُوْا
{رواه البخاري}
Dari ‘Aisyah RA. ia berkata : Nabi saw. bersabda :
“Janganlah kamu memaki orang-orang yang sudah mati. Karena sesungguhnya merekatelah menemui apa yang telah mereka tampilkan (semasa hidupnya)”
(HR. Bukhari) [6]


[1]. Sunan An-Nasa’i, jilid 4, Maktabah wa Mathba’ah, putra Semarang, cet. ke-1, 1930, hal. 4
[2]. Durratun Nashihin, alih bhs. : Drs.Rosihin Abd.Gani, Wicaksana, Semarang, 1985, hal. 294
[3]. Ibid, hal. 295
[4] Al-Islam, , jilid 1, Teungku Muhammad Hasbi Ash-shiddieqy, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1987, hal. 366-367
[5]. Ibid, hal. 276
[6]. Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il, Shahih Al-Bukhari, jilid 2, Dar Al-Fikr, Beirut, tanpa tahun, hal. 108

Tidak ada komentar: