اَ لْحِقْدُ (Al-Hiqdu)
Arti Al-Hiqdu
(Al-Hiqdu) berarti “dendam”, yaitu sikap yang mengandung rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu waktu yang tepat untuk membalas sakit hatinya dengan usaha mencelakakan orang yang dimusuhi.
Penyebab Timbulnya Al-Hiqdu
Sikap dendam biasanya timbul dari orang yang mempunyai karakter “pemarah”. Biasanya, apabila seseorang itu marah, lalu dia menahan amarahanya karena tidak sanggup membalas sakit hatinya secara langsung terhadap orang yang dimusuhi, maka rasa marahnya akan tumbuh subur menggelora dalam hatinya dan akhirnya muncullah rasa dendam. Begitu besarnya bahaya marah, Rasulullah berpesan : “Janganlah kamu marah”. Beliau mengulangi pesannya itu berkali-kali.
Bahaya Al-Hiqdu
Dendam dapat menumbuh suburkan sifat-sifat tercela, antara lain : (1) menumbuhkan sifat dengki; (2) merasa senang bila orang yang dimusuhi dilanda bencana; (3) menganggap rendah orang yang dimusuhi; (4) terputusnya persaudaraan dengan orang yang dimusuhi; (5) mengumpat orang yang dimusuhi; (6) membuka rahasia orang yang dimusuhi; (7) mencela orang yang dimusuhi;; (8) menyakiti orang yang dimusuhi; (9) menghalang-halangi hak orang yang dimusuhi; (10) tidak suka memberikan ma’af kepada orang yang dimusuhi.
Membuang Al-Hiqdu Sebagai Sarana Pengampunan Dosa
Dendam termasuk sifat yang tercela. Oleh karena itu, Rasulullah memberikan informasi kepada kita, bahwa orang yang membuang sifat dendam akan mendapatkan ampunan dari Allah atas segala dosanya. Sabda Nabi :
ثَلاَثَةٌ مَنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ وَاحِدَةٌ مِنْهُنَّ فَاِنَّ اللهَ يَغْفِرُ مَا سِوَى ذَالِكَ لِمَنْ يَشَاءُ، مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا- وَمَنْ لَمْ يَكُنْ سَاحِرًا مِنَ السَّحَرَةِ - وَمَنْ لَمْ يَحْقِدْ عَلَى اَخِيْهِ {رواه الطبراني}
"Ada tiga hal, barangsiapa yang tidak terdapat salah satu dari tiga hal itu pada dirinya, maka Allah akan mengampuni segala dosanya yang lain bagi orang yang dikehendaki, yaitu : (1) Orang yang mati tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu; (2) orang yang tidak pernah menjadi tukang sihir; dan (3) orang yang tidak pernah dendam terhadap saudara-saudaranya". (HR. Thabarani)
Cara menglilangkan Al-Hiqdu
Cara menghilangkan rasa dendam antara lain adalah (1) memantapkan keyakinan bahwa Allah selalu melihat kita, dimana-pun kita berada; (2) melatih diri merespon positif firman Allah dan sunnah rasul-Nya; (3) berjuang menjadi hamba Allah yang senang memberi dan meminta ma’af, karena hal itu akan dapat menumbuh suburkan takwa. Firman Allah : “….dan pema'afan kamu itu lebih dekat kepada takwa”. (QS. Al-Baqarah [2] : 237).
Rasulullah berpesan melalui sabdanya :
اَفْضَلُ الْفَضَائِلِ اَنْ تَصِلَ مَن قَطَعَكَ وَتُعْطِيَ مَنْ حَرَمَكَ وَتَصْفَحُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ {رواه احمد}
“Keutamaan yang paling afdal adalah menjalin hubungan terhadap orang yang memutuskan hubungaan denganmu, memberi kepada orang yang enggan memberi kepadamu, dan mema’afkan orang kesalahan orang yang berbuat aniaya kepadamu”. (HR. Ahmad)
Arti Al-Hiqdu
(Al-Hiqdu) berarti “dendam”, yaitu sikap yang mengandung rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu waktu yang tepat untuk membalas sakit hatinya dengan usaha mencelakakan orang yang dimusuhi.
Penyebab Timbulnya Al-Hiqdu
Sikap dendam biasanya timbul dari orang yang mempunyai karakter “pemarah”. Biasanya, apabila seseorang itu marah, lalu dia menahan amarahanya karena tidak sanggup membalas sakit hatinya secara langsung terhadap orang yang dimusuhi, maka rasa marahnya akan tumbuh subur menggelora dalam hatinya dan akhirnya muncullah rasa dendam. Begitu besarnya bahaya marah, Rasulullah berpesan : “Janganlah kamu marah”. Beliau mengulangi pesannya itu berkali-kali.
Bahaya Al-Hiqdu
Dendam dapat menumbuh suburkan sifat-sifat tercela, antara lain : (1) menumbuhkan sifat dengki; (2) merasa senang bila orang yang dimusuhi dilanda bencana; (3) menganggap rendah orang yang dimusuhi; (4) terputusnya persaudaraan dengan orang yang dimusuhi; (5) mengumpat orang yang dimusuhi; (6) membuka rahasia orang yang dimusuhi; (7) mencela orang yang dimusuhi;; (8) menyakiti orang yang dimusuhi; (9) menghalang-halangi hak orang yang dimusuhi; (10) tidak suka memberikan ma’af kepada orang yang dimusuhi.
Membuang Al-Hiqdu Sebagai Sarana Pengampunan Dosa
Dendam termasuk sifat yang tercela. Oleh karena itu, Rasulullah memberikan informasi kepada kita, bahwa orang yang membuang sifat dendam akan mendapatkan ampunan dari Allah atas segala dosanya. Sabda Nabi :
ثَلاَثَةٌ مَنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ وَاحِدَةٌ مِنْهُنَّ فَاِنَّ اللهَ يَغْفِرُ مَا سِوَى ذَالِكَ لِمَنْ يَشَاءُ، مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا- وَمَنْ لَمْ يَكُنْ سَاحِرًا مِنَ السَّحَرَةِ - وَمَنْ لَمْ يَحْقِدْ عَلَى اَخِيْهِ {رواه الطبراني}
"Ada tiga hal, barangsiapa yang tidak terdapat salah satu dari tiga hal itu pada dirinya, maka Allah akan mengampuni segala dosanya yang lain bagi orang yang dikehendaki, yaitu : (1) Orang yang mati tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu; (2) orang yang tidak pernah menjadi tukang sihir; dan (3) orang yang tidak pernah dendam terhadap saudara-saudaranya". (HR. Thabarani)
Cara menglilangkan Al-Hiqdu
Cara menghilangkan rasa dendam antara lain adalah (1) memantapkan keyakinan bahwa Allah selalu melihat kita, dimana-pun kita berada; (2) melatih diri merespon positif firman Allah dan sunnah rasul-Nya; (3) berjuang menjadi hamba Allah yang senang memberi dan meminta ma’af, karena hal itu akan dapat menumbuh suburkan takwa. Firman Allah : “….dan pema'afan kamu itu lebih dekat kepada takwa”. (QS. Al-Baqarah [2] : 237).
Rasulullah berpesan melalui sabdanya :
اَفْضَلُ الْفَضَائِلِ اَنْ تَصِلَ مَن قَطَعَكَ وَتُعْطِيَ مَنْ حَرَمَكَ وَتَصْفَحُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ {رواه احمد}
“Keutamaan yang paling afdal adalah menjalin hubungan terhadap orang yang memutuskan hubungaan denganmu, memberi kepada orang yang enggan memberi kepadamu, dan mema’afkan orang kesalahan orang yang berbuat aniaya kepadamu”. (HR. Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar